Jurnal Purwasuka. – Merasa terzolimi akibat dampak lingkungan. Ribuan massa unjuk rasa bersama emak-emak ikut sertakan anak-anaknya minta direlokasi. Masyarakat di Dusun Babakan Bogor Desa Dawuan Barat, Kecamatan Cikampek Karawang, kepung Depo BBM Pertamina di Fuel Terminal Cikampek. Karawang, Jawa Barat.
“Mereka mengaku sudah dua puluh tahun depo Bbm Pertamina berdiri, warga keluhkan dampak lingkungan yang tidak kunjung ditanggapi serius oleh pihak Operation Head (O.H) Fuel Terminal Cikampek,” ungkap Ketua Tim 15 perwakilan warga, Dede Aruman , Senin (6/5/2024).
Lanjut Dede Aruman mengatakan, aksi warga ini sudah sering dilakukan, dulu dibantu kepala desa. Dan saat ini kami berduka baru tiga hari beliau telah tiada. Beliau ketika masih ada sering membantu kami, mengadakan pertemuan bermediasi dengan pihak terkait, baik dari O.H Fuel Terminal Cikampek dengan pejabat lamanya, meskipun belum ada hasil maksimal tapi perjuangannya, kami sangat apresiasi.
“Sampai hari ini kami berunjuk rasa masih tidak ada titik temu, sepertinya mereka diduga punya cara tersendiri agar permasalahan ini tidak kunjung selesai. Dengan menggantikan pejabat O.H lama ke pejabat O.H yang baru terus seperti itu polanya,” kata Dede Aruman.
Permintaan kami jelas dari dulu sampai hari ini kata Dede Aruman, relokasi warga yang terdampak itu tuntutannya.
“Bahaya yang selalu mengancam nyawa warga kami yang terdampak dari Fuel Bbm Pertamina, kekhawatiran masyarakat akan ledakan yang selalu membayangi dari kejadian depo Bbm yang pernah terjadi, di beberapa depo Bbm di Indonesia, ini yang menguatkan kami agar kami di relokasi,” ucapnya.
Kami anggap Kepala Operasional Depo BBM Fuel Terminal Cikampek tidak memberikan ruang agar permasalahan ini cepat selesai.
“O.H Fuel Terminal Cikampek tidak bersahabat, tidak ada titik temu penyelesaian, dead lock, kami nilai sangat arogan, karena apa, sewaktu tadi ada pertemuan mediasi banyak saksi yang mendengar, dengan nada menantang. ‘Mau demo tiap hari juga silahkan!, katanya,” ujar Dede Aruman menuturkan.
Sementara itu, pada aksi unjuk rasa warga tersebut, hadir tokoh masyarakat Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi kebetulan melintas akan ke Jakarta, ia menyapa warga dan menerima keluh kesahnya yang disampaikan warga di Dusun Babakan Bogor Cikampek terkait keluhan yang dialaminya selama ini.
Melihat hal itu Kang Dedi mencoba memediasi dengan pihak O.H Pertamina Fuel Terminal Cikampek, kemudian setelah mengetahui permasalahannya, akan dibahas ke tingkat selanjutnya dengan pihak pemangku kebijakan di pusat.
“Saya kan bersikap independen, saya nanti akan meminta batas tata ruang, batas antara warga dengan Pertamina,” ucap dia.
Menurutnya, yang menentukan batas itukan Bidang Tata Ruang, untuk pencemaran udara dan pencemaran suara nanti kewenangannya di Kementerian Lingkungan Hidup.
“Apabila dari prasyarat ini, depo Bbm ini yang jadi penyebab maka harus dilakukan pembebasan lahan maksimal di tahun 2025, solusinya seperti itu, saya minta untuk disepakati,” kata Kang Dedi.
Disinggung untuk realisasi Dedi Mulyadi menyebut, Bupati Karawang dan warganya harus tetap mengawal prosesnya.
“Warga kan bisa mengawal dilaksanakan atau tidak, dan juga Bupati Karawang harus bisa mengawal, inikan warganya, yang harus dilindungi,” tandas Kang Dedi. (Rip)